Methodology for Profiling Cyber-Criminals

Semua konten dari tulisan ini saya copy dari http://pusfid.wordpress.com/2014/05/16/methodology-for-profiling-cyber-criminals/ sebagai dokumentasi di blog ini.

Salah satu hal yang perlu diketahui oleh investigator adalah bagaimana mengkaitkan barang bukti yang ditemukannya dengan skema kejahatan yang terjadi. Untuk dapat melakukan hal ini salah satunya adalah memahami bidang kriminologi. Bidang ini akan sangat membantu untuk menjawab komponen “Why” dari sebuah scene.

Salah satu methodology untuk menjelaskan “why”  dari sebuah scene adalah sebagaimana pada Gambar berikut ini. Beberapa point penting dari methodology tersebut adalah :

  • Perkembangan IT telah mengubah makna dan pengertian crime. Perubahan makna ini antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : pola interaksi, kontrol sosial, teknologi yang berada dalam kesehariannya.
  • Terdapat due istilah dalam criminal profiling : Inductive dan deductive. Inductive profiling didapat melalui study data statistic serta melibatkan pola kebiasaan serta demografi dari karakteristik  si pelaku kejahatan. Sementara Deductive profiling menggunakan sejumlah range data yang didapat dari  forensic evidence, crime scene evidence, victimology, offender characteristics.
  • Salah metode deductive profiling adalah sebagimana pada Gambar dibawah ini.
  • Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari upaya melakukan profiling, maka dapat diterapkan kombinasi dari inductive dan deductive profiling.
  • Terbuka banyak peluang untuk merumuskan teknik/metode profiling yang lebih komprehensif sesuai dengan best practice dan tuntutan efektivitas investigasi.

CyberCrimeImage

Sumber : http://www.newsecuritylearning.com/index.php/feature/150-the-need-for-a-comprehensive-methodology-for-profiling-cyber-criminals

This entry was posted in DIGITAL FORENSICS. Bookmark the permalink.

Leave a comment